Wednesday, January 06, 2010

AUTISM (another post)


Kemarin malam, di sela-sela hibernasi yang tertunda tiba-tiba, iseng saya buka inbox multiply. Setelah puas berbodoran di sebuah quick notes milik teman, saya melihat judul ini, yang begitu saja langsung menarik perhatian saya: AUTISM by. Alexander Thian a.k.a Alexast. Jujur tadinya saya pikir it's another post from someone who make fun of the words Autism, saya sudah siap-siap ngomel aja tuh. Thank God.. ternyata Alex adalah salah satu orang yang sudah tahu dan mengerti bahwa bercanda dengan kata AUTISM itu nggak ada lucu-lucu nya sama sekali.  


Dulu, saya masih mudah sekali mencetuskan istilah autis untuk menggambarkan seseorang yang suka tenggelam di dunianya sendiri. Padahal saya sendiri cukup akrab dengan anak-anak special needs ini.  


Sebut saja anak bungsu tante saya dari bapak. Dia dianugerahi keaktifan melebihi anak-anak seusianya namun dengan kedewasaan yang justru jauh di belakang anak-anak seusianya. Jadi tak heran kalau dengan usianya sekarang (setara anak kelas satu SMA) dia masih suka merengek ice cream pada bapak saya kalau sedang main ke rumah. Dan oh iya, dia juga dianugerahi perasaan yang terlalu sensitive sepertinya. Pasalnya dia suka tiba-tiba ikut menangis kalau melihat orang lain menangis. Seperti kemarin, saat main ke rumah, nggak sengaja dia melihat saya menangis di kamar, dan bok.. tiba-tiba aja donk dia berlari keluar kamar saya ke pelukan ibunya dan menangis meraung-raung. Haduh… sampai repot sendiri saya meyakinkan dia kalau saya baik-baik saja.  


Then here come another cousin… dia anak sulung tante saya dari ibu. Kalau yang ini lain lagi kasusnya. Dia dianugerahi konsentrasi yang melebihi orang normal. Sampai hmm… tiga tahun yang lalu, Ilham (nama sepupu saya ini) masih sangat sulit diajak berkomunikasi. Kita harus benar-benar menatap matanya untuk bisa mendapatkan perhatian darinya. Tapi atas ketelitian dan kesabaran ibunya yang kebetulan seorang psikolog Alhamdulillah Ilham sudah mengalami banyak kemajuan. Kalau kamu bertemu dengan dia sekarang, kamu hanya akan menemukan seorang anak laki-laki cerdas yang bisa menghafal banyak lagu dan fasih berbahasa asing. Dan oh iya… juga disiplin. Konon katanya memang ada satu kelebihan dari anak-anak special ini, mereka seperti punya alarm system dalam otaknya. Jadi jangan heran kalau saat sedang asyik-asyiknya nonton bersama di ruang keluarga rumah nenek saya di Solo, tepat jam tujuh malam tiba-tiba saja Ilham berjalan ke arah TV dan bergumam sendiri “sudah jam tujuh malam, mematikan TV” cenut… matilah itu TV. Lalu dia berjalan ke dapur dan lanjut bergumam “minum air putih satu gelas” lalu lanjut ke kamar mandi dan ayolah kembali bergumam “gosok gigi lalu cuci kaki” dan terakhir ia berjalan menuju kamar dan gumaman terakhirnya: “sudah waktunya tidur”. Begitu terus setiap malamnya.


Terakhir dan ini yang paling membuat saya kangen. Afifah Tas’a Jahara (great name isn't it??). Saya pernah menulis tentang dia di sini. Afifah dianugerahi Cerebral Palsy sejak dia lahir. Dua setengah tahun yang lalu saya pernah tiga bulan menjadi Shadow Teacher baginya. Mendampingi dia setiap harinya di sekolah, mendampingi dia menjalani terapi, dan mendampinginya bermain. Saya belajar banyak hal darinya (lebih lengkapnya ada di link di atas tadi). Dan dari kebersamaan dengan dialah pada akhirnya saya sadar akan kesalahan selama ini, sudah begitu mudahnya bercanda dengan istilah Autism. 


Kini setiap saya ingin menyebutkan kata itu dari mulut saya, wajah Afifah, Ilham, dan Melati selalu terbesit di otak. Mungkin mereka tidak pernah keberatan dengan anugerah Tuhan untuk mereka itu. Tapi… coba pikir sekali lagi, di mana hati nurani kita kalau masih saja dengan begitu lancangnya make fun of that words.  


Huff… Alex lebih pintar menuliskannya dibandingkan saya. Di sini saya hanya ingin mengingatkan saja, kalau sudah saatnya kita membuka hati dan pikiran. Berfikirlah sebelum bercanda… apapun itu bentuknya.  


Mereka mungkin nggak jauh lebih baik dari kita, tapi menjadikan mereka bahan tertawaan akan otomatis membuat kita jauh lebih buruk dari mereka. Yah well... it's your choice anyway. Cheers fellas...

-bee-
060110


Disadur dari : sitty asiah
http://arthepassion.multiply.com/journal/item/219/AUTISM_another_post

TRaffic meter

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More